Kamis, 25 April 2013

Mengentifikasi mengenai Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin Sesuai Dengan Kala Persalinan



BAB I
PENDAHULUAN

A      Latar belakang
Setiap ibu yang akan memasuki masa persalinan maka akan muncul perasaan takut, khawatir, ataupun cemas terutama pada ibu primipara.Perasaan takut dapat meningkatkan nyeri, otot-otot menjadi tegang dan ibu menjadi cepat lelah yang pada akhirnya akan menghambat proses persalinan
Asuhan yang sifatnya mendukung selama persalinan merupakan suatu standar pelayanan kebidanan. Asuhan yang mendukung berarti bersifat aktif dan ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Jika seorang bidan sedang sibuk, maka ia harus memastikan bahwa ada seorang pendukung yang hadir dan memantu wanita yang sedang dalam persalinan.
Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu. persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap. Kebutuhan seorang wanita dalam proses persalinan adalah pemenuhan kebutuhan fisik, kehadiran seorang pendamping secara terus-menerus, keringanan dari rasa sakit, penerimaan atas sikap dan perilakunya, pemberian informasi tentang kemajuan proses persalinan dan hasil persalinannya. Bidan diharapkan dapat memberikan asuhan persalinan sehingga ibu merasa nyaman dan proses persalinan berjalan dengan lancar.
Kebutuhan dasar selama persalinan tidak terlepas dengan asuhan yang diberikan bidan. Asuhan kebidanan yang diberikan, hendaknya asuhan yang sayang ibu dan bayi. Asuhan yang sayang ibu ini akan memberikan perasaan aman dan nyaman selama persalinan dan kelahiran.

 
B       Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini mengenai Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin Sesuai Dengan Kala Persalinan Yang Meliputi Asuhan fisik, Kehadiran seorang pendamping, Pengurangan rasa nyeri, Penerimaan terhadap perilaku dan tingkah lakunya, Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman.
  
C      Tujuan
Tujuan yang  ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk Mengentifikasi  mengenai  Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin Sesuai Dengan Kala Persalinan Yang Meliputi Asuhan fisik, Kehadiran seorang pendamping, Pengurangan rasa nyeri, Penerimaan terhadap perilaku dan tingkah lakunya, Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman.

D      Manfaat
Manfaat yang diharapkan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      penulis  dapat  memperoleh  pengetahuan  dan pemahaman mengenai Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin Sesuai Dengan Kala Persalinan Yang Meliputi Asuhan fisik, Kehadiran seorang pendamping, Pengurangan rasa nyeri, Penerimaan terhadap perilaku dan tingkah lakunya, Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman.
2.      Pembaca dapat  memperoleh pengetahuan dan pemahamani mengenai  Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin Sesuai Dengan Kala Persalinan Yang Meliputi Asuhan fisik, Kehadiran seorang pendamping, Pengurangan rasa nyeri, Penerimaan terhadap perilaku dan tingkah lakunya, Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman.









BAB II
PEMBAHASAN
Top of Form

A.    Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan uri ) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan ( kekuatan sendiri ) ( Manuaba, 1998  ). Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. ( Sarwono, 2005 )
Persalinan adalah proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya, tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang yang membahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan pengawasan, pertolongan dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai. ( Kesehatan Reproduksi Wanita, 2002 )

B.     Asuhan Fisik
1.      Kebersihan dan kenyamanan
Wanita yang sedang bersalin akan merasa sangat panas dan berkeringat banyak. Bila memungkinkan ibu bisa mandi dan berganti pakaian, atau bila tidak cukup dengan menyeka tubuhnya dan mengganti pakaiannya. Baju yang bersih dan terbuat dari bahan katun akan membuat ibu merasa nyaman. Mulutnya bisa disegarkan dengan jalan menggosok gigi atau mouthwash.
2.      Posisi
Rasa sakit akibat kontraksi akan semakin terasa sesuai dengan bertambahnya pembukaan serviks. Ibu mungkin memerlukan bantuan untuk mencari dan menemukan posisi yang nyaman. Ada beberapa posisi tertentu yang dapat membantu mengurangi rasa sakit, misalnya posisi duduk, bersandar tegak, bersandar ke depan, berlutut ke depan, mengurut punggung atau bersandar pada suami.Pada kala I, biasanya secara naluri ibu bergerak mencari posisi yang nyaman dan tetap pada posisi tersebut selama kala I. Posisi yang dianjurkan adalah:


a         Berdiri di belakang meja dengan rileks
Berdiri di belakang meja dengan rileks. Letakkan tangan pada sandaran kursi. Kondisi ini dapat menolong selama kontraksi jika ibu masih dapat berjalan.
b        Berdiri menghadap pasangan
Ibu berdiri menghadap suami dan lingkarkan lengan pada lehernya, suami dapat diminta untuk dapat memijat pinggangnya.
c         Ibu bersandar pada punggung suami secara rileks
Ibu menyandarkan punggung pada suami dengan rileks dan suami dapat mendinginkan wajah dengan washlap.
d        Duduk di kursi menggunakan bantal menghadap ke belakang
Ibu duduk di kursi menggunakan bantal, lengan diletakkan pada sandaran kursi dan menghadap ke belakang, suami dapat memijat lembut punggung ibu.
e         Rileks dengan posisi menungging dan merebahkan kepala pada bantal
Ibu rileks dengan posisi menungging dan merebahkan kepala pada bantal, suami dapat mengusap lembut bagian punggung.
3.      Kontak fisik
Ibu mungkin tidak ingin bercakap-cakap tetapi mungkin akan merasa nyaman denagn kontak fisik. Suaminya hendaknya dianjurkan untuk memegang tangannya, menggosok punggungnya, menyeka wajahnya dengan washlap atau hanya mendekapnya. Bidan harus peka terhadap keinginan ibu dan menghormatinya. Suatu saat mungkin ada baiknya untuk meninggalkan kedua pasangan itu sendirian jika mereka menginginkannya.
4.      Pijatan
Wanita yang menderita sakit punggung atau nyeri selama persalinan mungkin akan merasakan pijatan yang sangat meringankan. Bidan atau suami ibu bisa melakukan pijatan melingkar di bagian lumbosacralnya dengan menggunakan bedak atau body lotion untuk mengurangi friksi. Pijatan mendalam diberikan dengan menggunakan tekanan dengan telapak tangan, buku jari atau benda-benda seperti bola tenis. Sebagian wanita mungkin akan merasakan pijatan pada abdominal menyenangkan, elusan ringan di atas seluruh perut dengan menggunakan kedua tangan dan dengan ujung jari menyentuh symphisis pubis, melintas di atas fundus uteri dan kemudian turun ke kedua sisi perut. Sebagian mungkin lebih menyukai teknik kedua tangan yang sama melintasi bagian bawah abdomen dimana rasa nyeri kontraksi uterus biasanya dirasakan. Wanita juga suka melakukannya sendiri.
5.      Perawatan kandung kemih dan perut
Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin selama persalinan. Ibu harus berkemih paling sedikit setiap 2 jam, atau lebih sering jika terasa ingin berkemih atau jika kandung kemih dirasakan penuh. Periksa kandung kemih pada saat akan memeriksa denyut jantung janin (lihat / palpasi tepat di atas simfisis pubis untuk mengetahui apakah kandung kemih penuh. Anjurkan dan antarkan ibu untuk berkemih di kamar mandi. Jika ibu tidak dapat berjalan ke kamar mandi, berikan wadah penampung urin. Kandung kemih yang penuh akan menyebabkan memperlambat turunnya bagian terbawah janin dan mungkin menyebabkan partus macet, menyebabkan ibu tidak nyaman, meningkatkan risiko perdarahan pasca persalinan yang disebabkan atonia uteri, mengganggu penatalaksanaan distosia bahu, meningkatkan risiko infeksi saluran kemih pasca persalinan. Selama persalinan berlangsung, tidak dianjurkan untuk melakukan kateterisasi kandung kemih secara rutin. Kateterisasi kandung kemih hanya dilakukan jika kandung kemih penuh dan ibu tidak dapat berkemih sendiri.
6.      Pengipasan
Ibu yang sedang dalam proses persalinan biasanya banyak mengeluarkan keringat,bahkan pada ruang persalinan dengan kontrol suhu terbaikpun mereka akan mengeluh berkeringat pada beberapa waktu tertentu. jika tempat persalinan tidak menggunakan pendingin akan menyebabkan perasaan tidak nyaman dan sangat menyengsarakan wanita tersebut. Untuk itu gunakan kipas atau bisa juga bila tidak ada kipas dengan kertas atau lap yang dapat digunakan sebagai pengganti kipas

C.    Kehadiran  Seorang  Pendamping
Penelitian menunjukan bukti bahwa kehadiran seorang pendamping pada saat persalinan dapat menimbulkan efek positif terhadap persalinan dalam arti dapat menurunkan morbiditas, mengurangi rasa sakit, persalinan yang lebih singkat dan menurunnya persalinan dengan operasi termasuk bedah besar, selain itu kehadiran seorang pendamping persalinan dapat memberikan rasa nyaman, aman, semangat, dukungan emosional, dan dapat membesarkan hati ibu.
Hodneet (2002) dalam Chapman mengungkapkan bahwa ada beberapa keuntungan dalam dukungan yang berkesinambungan bagi ibu hamil,antara lain:
a)      Berkurangnya kebutuhan analgesia farmakologis dan lebih sedikit epidural,
b)      Berkurangnya kelahiran instrumental, 
c)      Pembedahan caesar untuk membantu kelahiran menjadi berkurang,
d)       d) Skore apgar < 7 lebih sedikit,  e) Berkurangnya trauma perinatal.
Lebih dari itu menurut Hodneet pengalaman ibu yang melahirkan dengan dukungan yang berkesinambungan akan mewujdkan : a) Persalinan yang lebih baik dari yang diharapkan,  b) Pengalaman keseluruhan yang positif bagi ibu,  c) Ibu lebih mungkin menyusui sendiri pada 6 minggu,  d) Depresi lebih kecil pada 6 minggu,  e) Lebih sedikit kesulitan memelihara bayi.
Kehadiran seorang pendamping memungkinkan ibu bersalin untuk memiliki rasa percaya diri lebih besar untuk bertanya atau meminta secara langsung atau melalui pendamping tersebut..
Pendamping persalinan bisa dilakukan oleh suami, anggota keluarga atau seseorang pilihan ibu yang berpengalaman dalam proses persalinan, untuk itu seorang bidan harus menghargai keinginan ibu untuk menghadirkan teman atau saudara yang khusus untuk menemaninya baik ditemani oleh suami / anggota keluarga atau temannya yang ia inginkan selama proses persalinan. Bidan harus dapat mengarahkan mereka untuk melakukan peran aktif dalam mendukung ibu dan mengidentifikasi langkah-langkah yang mungkin sangat membantu kenyamanan ibu.
Adapun dukungan yang dapat diberikan oleh pendamping diantaranya adalah : a) Mengusap keringat,  b) Menemani / membimbing jalan-jalan, c) Memberikan minum,  d) Merubah posisi,  e) Memijat punggung , kaki atau kepala ibu dan tindakan yang bermanfaat lainnya,  f) Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa nyaman, g)  Membantu ibu bernafas pada saat kontraksi,  h) Mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan pujian kepada ibu.




D.    Pengurangan Rasa Nyeri
Meskipun sudah dialami oleh sebagian besar wanita, rasa nyeri saat melahirkan bersifat unik dan bebeda pada tiap individu, rasa nyeri tersebut juga memiliki karakteristik tertentu yang sama atau bersifat umum. Pengendalian rasa nyeri berhubungan dengan keputusan untuk mengimplementasikan atau memberikan pengendalian nyeri tersebut.
Rasa nyeri pada persalinan yang dialami oleh wanita pada saat persalinan disebabkan oleh kontraksi uterus, dilatasi servik dan distensi perineum, pada akhir kala I dan II dengan peregangan vagina dan dasar panggul untuk mengakomodasi bagian terendah janin.
Adapun tindakan pendukung yang dapat diberikan untuk mengurangi rasa nyeri tersebut adalah sbb:
a.       Pengaturan posisi
Faktor penting saat seorang wanita berada dalm persalinan adalah bukan saat ia akhirnya melahirkan tetapi tetap mampu bergerak dengan gelisah selama persalinan.Mobilisasi membantu ibu untuk tetap merasa terkendali.
Membiarkan ibu bersalin untuk memilih posisi persalinan memiliki banyak keuntungan misalnya kurangnya rasa tak nyaman, kurangnya trauma perineum, lebih mudah meneran dan posisi juga merupakan salahsatu dasar yang mempengaruhi keutuhan perineum. Untuk itu ibu bersalin harus diperbolehkan mengambil posisi pilihan mereka sendiri saat persalinan
Posisi yang diterapkan saat persalinan harus menghindari terjadinya hipoksia pada janin, menciptakan pola kontraksi uterus yang efisien, meningkatkan dimendi pelvis, memudahkan pengamatan janin, memberikan paparan perineum yang baik, menyediakan daerah yang bersih untuk melahirkan dan merasa nyaman.
Pengaturan posisi melibatkan juga penempatan bantal,wanita bersalin memerlukan bantal di bawah kepalanya,hal ini dapat meningkatkan relaksasi,mengurangi tekanan otot dan mengeliminasi titik-titik takanan.beberapa hal di bawah ini juga dapat mengurangi rasa nyeri pada ibu,diantaranya adalah anjurkan ibu untuk mencoba posisi posisi yang nyaman bagi dirinya, Ibu boleh berjalan,berdiri,duduk atau jongkok,berbaring miring atau merangkak. Jangan menempatkan ibu pada posisi terlentang→supine hypotensi sindrome


b.      Relaksasi dan latihan pernapasan
ada 3 latihan relaksasi diantaranya adalah relaksasi progresip yaitu dengan cara mengeraskan satu grup otot (tangan,lengan,kaki,muka) dengan sengaja sekeras mungkin dan kemudian merilekannya selembut mungkin, relaksasi terkontrol yaitu dengan cara mengeraskan satu grup otot dan satu grup erelaksasikan bagian sisi yang berlawanan.Sebagai contoh lengan kiri dikuatkan,lengan kanan rilek dan bernapas dalam dengan cara rileks saewaktu ada his dengan cara meminta ibu untuk menarik napas panjang,tahan napas sebentar kemudian dilepaskan dengan cara meniup sewaktru ada his, tetapi hal tersebut sudah tidak dianjurkan lagi sekarng ibu diajurkan untuk bernafas seperti biasa dan meneran pad saat ibu merasakan dorongan.
Hypnobirthing adalah suatu bentuk terapi alternatif yang secara holistik membantu ibu untuk rileks, tenang, dan tetap dalam keadaan sadar sepenuhnya. Hypnobirthing adalah salah satu cabang dari Hypnosis. Hypnosis telah diakui oleh WHO sebagai terapi alternatif di luar Ilmu Kedokteran Barat yang sah.
Hypnobirthing dilakukan oleh ibu dan pasangannya dalam keadaan relaksasi mendalam. Setelah masuk dalam keadaan relaksasi mendalam, dilakukanlah suatu penanaman sugesti ke otak mengenai hal-hal positif saat proses persalinan, misalnya bahwa proses persalinan itu tidak menyakitkan. Pada praktiknya, sang ibu diajarkan untuk memasukkan kata-kata positif ke dalam dirinya. Sang suami juga diharapkan ikut menanamkan kata-kata positif kepada istrinya. Pada awalnya ibu akan dibantu oleh terapis dalam prosesnya, selanjutnya ibu tersebut bisa melakukannya sendiri atau dengan bersama suami di rumah. Hypnobirthing dapat juga dilakukan dengan alat bantu CD (Compact Disc) rekaman suara sugesti.
1.      Prinsip dasar metode hypnobirthing :
a)      Pikiran mempengaruhi seluruh tubuh. Segala sesuatu yang dilakukan tubuh ditentukan oleh pikiran. Oleh sebab itu ketika ditanamkan suatu pandangan bahwa proses persalinan adalah suatu proses alami yang tidak menyebabkan rasa nyeri sedemikian hebatnya, maka tubuh akan mengekspresikan hanya sedikit rasa nyeri saat persalinan.
b)      Rasa nyeri menghalangi proses persalinan.
c)      Endorfin adalah pembunuh rasa nyeri alami yang terdapat dalam tubuh. Ini bisa dihasilkan ketika tubuh dalam keadaan relaksasi.
2.      Keuntungan hypnobirthing:
a)      Kondisi tenang selama kehamilan akan direkam oleh janin & membentuk kepribadian serta kecerdasan sejak di dalam rahim
b)      Mengurangi rasa mual, muntah, dan pusing
c)      Menciptakan keadaan yang seimbang sehingga pertumbuhan fisik dan psikis bayi lebih sehat
d)     Memperlancar jalannya proses persalinan dan meminimalkan rasa sakit
e)      Meningkatkan produksi ASI
f)       Dapat lebih mengontrol emosi dan perasaan
g)   Mencegah kelelahan yang berlebih saat proses persalinan
c.       Usapan di punggung / abdominal
Jika ibu suka,lakukan pijatan / masase dipunggung atau mengusap perut dengan lembut.Hal ini dapat memberikan dukungan dan kenyamanan pada ibu bersalin sehingga akan mengurangi rasa sakit
d.      Pengosongan kandung kemih
Sarankan ibu untuk sesering mungkin untuk berkemih.Kandung kemih yang kosong akan menyebabkan nyeri pada bagian abdominal juga menyebabkan sulit turunnya bagian terendah dari janin

E.     Penerimaan Terhadap Perilaku dan Tingkah lakunya
Pada persalinan yang kuat, ibu biasanya lebih terpusat dan menarik diri daripada mengobrol dengan orang lain, ia digambarkan telah menjadi dirinya sendiri. Ketika persalinan semakin kuat, ibu menjadi kurang mobilitas, memegang sesuatu saat kontraksi atau berdiri mengangkang dan menggerakan pinggulnya.
Ketika persalinan ibu semakin maju, ia akan menutup matanya dan pernafasnnya berat dan lebih terkontrol (Burvill, 2002, dalam Chapman, 2006). Ia akan mengerang dan kadang berteriak selama kontraksi yang nyeri, ibu sering terlihat menekuk jari kakinya saat kontraksi memuncak. Sebagai seorang bidan yang dapat dilakukan adalah hanya menyemangatinya dan bukan memarahinya.
Memarahi ibu bersalin bukanlah solusi, tetapi merupakan masalah baru yang akan mengganggu kepercayaan pasien terhadap bidan. Konsekuensinya adalah ibu akan merasa tegang selama persalinan berlangsung. Lain halnya bila bidan menyemangati ibu, maka suasana yang akan terbangun adalah sikap saling percaya dan optimis bahwa persalinan akan berjalan dengan lancar.
Beberapa ibu mungkin berteriak pada puncak kontraksi dan ada pula yang berusaha untuk dimana ada juga yang menangis. Itu semua merupakan tingkah laku yang pada saat itu hanya dapat dilakukannya. Sebagai seorang bidan yang dapat dilakukan adalah hanya menyemangatinya dan bukan memarahinya.Penerimaan akan tingkah lakunya dan sikap juga kepercayaannya, apapun yang dia lakukan merupakanhal terbaik yang mampu dia lakukan pada saat itu

F.     Informasi dan Kepastian tentang Hasil Persalinan yang Aman
Setiap ibu membutuhkan informasi tentang kemajuan persalinannya sehingga mampu mengambil keputusan dan ia perlu diyakinkan bahwa kemajuan persalinannya normal. Tanpa disadari bahwa kata-kata mempunyai pengaruh yang sangat kuat, baik positif maupun negatif.
Setiap ibu bersalin selalu ingin mengetahui apa yang terjadi pada tubuhnya yang meliputi:
a         Penjelasan tentang proses dan perkembangan persalinan. Wanita yang telah siap mempunyai anak biasanya mengetahui proses-proses persalinan dan merasa ingin diinformasikan mengenai perkembangannya, sedangkan pada ibu yang belum siap biasanya mereka ingin mengetahiu apa saja yang sedang terjadi dalam tubuhnya
b        Penjelasan semua hasil pemeriksaan. Semua hasil pemeriksaan harus dijelaskan pada ibu tersebut,hal ini akan mengurangi kebingungan pada ibu. Dan ingat setiap tindakan yang akan kita lakukan harus memperoleh persetujuan sebelum melakukan prosedur
c         Penjelasan tentang prosedur dan adanya pembatasan. Hal ini memungkinkan ibu bersalin merasa aman dan dapat mengatasinya secara efektif. Ibu tersebut haruslah menyadari prosedur tersebut sebagai salah satu yang dia perlukan dan yang akan membantunya dan juga tentang keterbatasan prosedur tersebut


Suami  dan keluarga harus diberi informasi selengkapnya tentang kemajuan persalinan dan perkembangannya selama proses persalinan. Setiap pengobatan atau intervensi yang mungkin dan akan dilakukan harus dijelaskan terlebih dahulu. Ibu dan suaminya dilibatkan dalam pengambilan keputusan.

G.    Asuhan Sayang Ibu sebagai Kebutuhan Dasar dalam Persalinan
Persalinan adalah proses yang fisiologis dan merupakan kejadian yang menakjubkan bagi seorang ibu dan keluarga. Penatalaksanaan yang terampil dan handal dari bidan serta dukungan yang terus-menerus dengan menghasilkan persalinan yang sehat dan memuaskan dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan. Sebagai bidan, ibu akan mengandalkan pengetahuan, keterampilan dan pengambilan keputusan dari apa yang dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk :
a         Mendukung ibu dan keluarga baik secara fisik dan emosional selama persalinan dan kelahiran.
b        Mencegah membuat diagnosa yang tidak tepat, deteksi dini dan penanganan
komplikasi selama persalinan dan kelahiran.
c         Merujuk ke fasilitas yang lebih lengkap bila terdeteksi komplikasi.
d        Memberikan asuhan yang akurat dengan meminimalkan intervensi.
e         Pencegahan infeksi yang aman untuk memperkecil resiko.
f         Pemberitahuan kepada ibu dan keluarga bila akan dilakukan tindakan dan terjadi penyulit.
g        Memberikan asuhan bayi baru lahir secara tepat.
h        Pemberian ASI sedini mungkin.
Kebutuhan dasar selama persalinan tidak terlepas dengan asuhan yang diberikan bidan. Asuhan kebidanan yang diberikan, hendaknya asuhan yang sayang ibu dan bayi. Asuhan yang sayang ibu ini akan memberikan perasaan aman dan nyaman selama persalinan dan kelahiran.




1        Konsep Asuhan Sayang Ibu
Konsep asuhan sayang ibu menurut Pusdiknakes, 2003 adalah sebagai berikut:
a         Asuhan yang aman berdasarkan evidence based dan ikut meningkatkan kelangsungan hidup ibu. Pemberian asuhan harus saling menghargai budaya, kepercayaan, menjaga privasi, memenuhi kebutuhan dan keinginan ibu.
b        Asuhan sayang ibu memberikan rasa nyaman dan aman selama proses persalinan, menghargai kebiasaan budaya, praktik keagamaan dan kepercayaan dengan melibatkan ibu dan keluarga dalam pengambilan keputusan.
c         Asuhan sayang ibu menghormati kenyataan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah dan tidak perlu intervensi tanpa adanya komplikasi.
d        Asuhan sayang ibu berpusat pada ibu, bukan pada petugas kesehatan.
e         Asuhan sayang ibu menjamin ibu dan keluarganya dengan memberitahu tentang apa yang terjadi dan apa yang bisa diharapkan.
Badan Coalition Of Improving Maternity Services (CIMS) melahirkan Safe Motherhood Intiative pada tahun 1987. CIMS merumuskan sepuluh langkah asuhan sayang ibu sebagai berikut:
a         Menawarkan adanya pendampingan saat melahirkan untuk mendapatkan dukungan
            emosional dan fisik secara berkesinambungan.
b        Memberi informasi mengenai praktek kebidanan, termasuk intervensi dan hasil asuhan.
c         Memberi asuhan yang peka dan responsif dengan kepercayaan, nilai dan adat istiadat.
d        Memberikan kebebasan bagi ibu yang akan bersalin untuk memilih posisi persalinan
            yang nyaman bagi ibu.
e.       Merumuskan kebijakan dan prosedur yang jelas untuk pemberian asuhan yang
berkesinambungan.
f.       Tidak rutin menggunakan praktek dan prosedur yang tidak didukung oleh penelitian
ilmiah tentang manfaatnya, seperti: pencukuran, enema, pemberian cairan intervena,
menunda kebutuhan gizi, merobek selaput ketuban, pemantauan janin secara elektronik.
g.      Mengajarkan pada pemberi asuhan dalam metode meringankan rasa nyeri dengan/ tanpa
      obat-obatan.
h.
   Mendorong semua ibu untuk memberi ASI dan mengasuh bayinya secara mandiri.
i.
    Menganjurkan tidak menyunat bayi baru lahir jika bukan karena kewajiban agama.
j.
    Berupaya untuk mempromosikan pemberian ASI dengan baik.
2        Prinsip Umum Sayang Ibu
Prinsip-prinsip sayang ibu adalah sebagai berikut: a) Memahami bahwa kelahiran merupakan proses alami dan fisiologis,  b) Menggunakan cara-cara yang sederhana dan tidak melakukan intervensi tanpa ada indikasi,  c) Memberikan rasa aman, berdasarkan fakta dan memberi kontribusi pada keselamatan jiwa ibu,  d)  Asuhan yang diberikan berpusat pada ibu,  e)  Menjaga privasi serta kerahasiaan ibu,  f) Membantu ibu agar merasa aman, nyaman dan didukung secara emosional,  g) Memastikan ibu mendapat informasi, penjelasan dan konseling yang cukup,  h)  Mendukung ibu dan keluarga untuk berperan aktif dalam pengambilan keputusan, i) Menghormati praktek-praktek adat dan keyakinan agama,  j) Memantau kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual dan sosial ibu/ keluarganya selama kehamilan, persalinan dan nifas.,  k) Memfokuskan perhatian pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
3        Asuhan Sayang Ibu Selama Persalinan
Menurut Pusdiknakes (2003), upaya penerapan asuhan sayang ibu selama proses persalinan meliputi kegiatan:
a         Memanggil ibu sesuai nama panggilan sehingga akan ada perasaan dekat dengan bidan.
b        Meminta ijin dan menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan bidan dalam
            pemberian asuhan.
c.       Bidan memberikan penjelasan tentang gambaran proses persalinan yang akan dihadapi ibu dan keluarga.
d.      Memberikan informasi dan menjawab pertanyaan dari ibu dan keluarga sehubungan dengan proses persalinan.
e.       Mendengarkan dan menanggapi keluhan ibu dan keluarga selama proses persalinan.
f.       Menyiapkan rencana rujukan atau kolaborasi dengan dokter spesialis apabila terjadi
kegawatdaruratan kebidanan.
g.      Memberikan dukungan mental, memberikan rasa percaya diri kepada ibu, serta berusaha memberi rasa nyaman dan aman.
h.      Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik meliputi sarana dan prasarana
pertolongan persalinan.
i.        Menganjurkan suami dan keluarga untuk mendampingi ibu selama proses persalinan.
j.        Membimbing suami dan keluarga tentang cara memperhatikan dan mendukung ibu
 selama proses persalinan dan kelahiran bayi, seperti: memberikan makan dan
 minum, memijit punggung ibu, membantu mengganti posisi ibu, membimbing
 relaksasi dan mengingatkan untuk berdoa.
k.      Bidan melakukan tindakan pencegahan infeksi.
l.        Menghargai privasi ibu dengan menjaga semua kerahasiaan.
m.    Membimbing dan menganjurkan ibu untuk mencoba posisi selama persalinan yang
nyaman dan aman.
n.      Menganjurkan ibu untuk makan dan minum saat tidak kontraksi.
o.      Menghargai dan memperbolehkan praktek-praktek tradisional yang tidak merugikan.
p.      Menghindari tindakan yang berlebihan dan membahayakan.
q.      Memberi kesempatan ibu untuk memeluk bayi segera setelah lahir dalam waktu 1
 jam setelah persalinan.
r.        Membantu ibu memulai pemberian ASI dalam waktu 1 jam pertama setelah
kelahiran bayi dengan membimbing ibu membersihkan payudara, posisi menyusui
yang benar dan penyuluhan tentang manfaat ASI.

H.    Asuhan Sayang Ibu Dalam Proses Persalinan
Asuhan sayang ibu membantu ibu dan keluarganya untuk merasa aman dan nyaman selama proses persalinan. Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu (Depkes, 2004). Cara yang paling mudah untuk membayangkan asuhan sayang ibu adalah dengan menanyakan pada diri kita sendiri, “Seperti inikah asuhan yang ingin saya dapatkan?” atau “Apakah asuhan seperti ini, yang saya inginkan untuk keluarga saya yang sedang hamil?”. Asuhan sayang ibu seharusnya diberikan pada tiap kala selama persalinan, misalnya :
a         Kala I
Kala I adalah suatu kala dimana dimulai dari timbulnya his sampai pembukaan lengkap. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah :
1)      Memberikan dukungan emosional.
2)      Pendampingan anggota keluarga selama proses persalinan sampai kelahiran bayinya.
3)      Menghargai keinginan ibu untuk memilih pendamping selama persalinan.
4)      Peran aktif anggota keluarga selama persalinan dengan cara :
a)      Mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan memuji ibu.
b)      Membantu ibu bernafas dengan benar saat kontraksi.
c)      Melakukan massage pada tubuh ibu dengan lembut.
d)     Menyeka wajah ibu dengan lembut menggunakan kain.
e)      Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman.
5)      Mengatur posisi ibu sehingga terasa nyaman.
6)      Memberikan cairan nutrisi dan hidrasi – Memberikan kecukupan energi dan mencegah
dehidrasi. Oleh karena dehidrasi menyebabkan kontraksi tidak teratur dan kurang
efektif.
7)      Memberikan keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi secara teratur dan spontan –
Kandung kemih penuh menyebabkan gangguan kemajuan persalinan dan menghambat
turunnya kepala; menyebabkan ibu tidak nyaman; meningkatkan resiko perdarahan
pasca persalinan; mengganggu penatalaksanaan distosia bahu; meningkatkan resiko
infeksi saluran kemih pasca persalinan.
8)      Pencegahan infeksi – Tujuan dari pencegahan infeksi adalah untuk mewujudkan
persalinan yang bersih dan aman bagi ibu dan bayi; menurunkan angka morbiditas dan
mortalitas ibu dan bayi baru lahir
.
b.      Kala II
     Kala II adalah kala dimana dimulai dari pembukaan lengkap serviks sampai keluarnya bayi. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah :
1        Pendampingan ibu selama proses persalinan sampai kelahiran bayinya oleh suami dan
anggota keluarga yang lain.
2        Keterlibatan anggota keluarga dalam memberikan asuhan antara lain :
a)      Membantu ibu untuk berganti posisi.
b)      Melakukan rangsangan taktil
c)      Memberikan makanan dan minuman.
d)     Menjadi teman bicara/ pendengar yang baik.
e)      Memberikan dukungan dan semangat selama persalinan sampai kelahiran bayinya.

3        Keterlibatan penolong persalinan selama proses persalinan & kelahiran – dengan
cara : (a) Memberikan dukungan dan semangat kepada ibu dan keluarga. (b)
Menjelaskan tahapan dan kemajuan persalinan. (c) Melakukan pendampingan selama
proses persalinan dan kelahiran.
4        Membuat hati ibu merasa tenteram selama kala II persalinan – dengan cara memberikan bimbingan dan menawarkan bantuan kepada ibu.
5        Menganjurkan ibu meneran bila ada dorongan kuat dan spontan umtuk meneran – dengan
cara memberikan kesempatan istirahat sewaktu tidak ada his.
6        Mencukupi asupan makan dan minum selama kala II.
7        Memberika rasa aman dan nyaman dengan cara :
a   Mengurangi perasaan tegang.
b  Membantu kelancaran proses persalinan dan kelahiran bayi.
c   Memberikan penjelasan tentang cara dan tujuan setiap tindakan penolong.
d  Menjawab pertanyaan ibu.
e   Menjelaskan apa yang dialami ibu dan bayinya.
f   Memberitahu hasil pemeriksaan.
8        Pencegahan infeksi pada kala II dengan membersihkan vulva dan perineum ibu.
9        Membantu ibu mengosongkan kandung kemih secara spontan.
c.       Kala III
Kala III adalah kala dimana dimulai dari keluarnya bayi sampai plasenta lahir. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah :
1        Memberikan kesempatan kepada ibu untuk memeluk bayinya dan menyusui segera.
2        Memberitahu setiap tindakan yang akan dilakukan.
3        Pencegahan infeksi pada kala III.
4        Memantau keadaan ibu (tanda vital, kontraksi, perdarahan).
5        Melakukan kolaborasi/ rujukan bila terjadi kegawatdaruratan.
6        Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi.
7        Memberikan motivasi dan pendampingan selama kala III.



d.      Kala IV
     Adalah kala dimana 1-2 jam setelah lahirnya plasenta. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah :
1        Memastikan tanda vital, kontraksi uterus, perdarahan dalam keadaan normal.
2        Membantu ibu untuk berkemih.
3        Mengajarkan ibu dan keluarganya tentang cara menilai kontraksi dan melakukan
massase uterus.
4        Menyelesaikan asuhan awal bagi bayi baru lahir.
5        Mengajarkan ibu dan keluarganya ttg tanda-tanda bahaya post partum seperti perdarahan, demam, bau busuk dari vagina, pusing, lemas, penyulit dalam menyusui bayinya dan terjadi kontraksi hebat.
6        Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi.
7        Pendampingan pada ibu selama kala IV
8        Nutrisi dan dukungan emosional.

















BAB III
PENUTUP
A         Simpulan
Kebutuhan dasar ibu bersalin adalah: a) Asuhan Tubuh dan Fisik , b) Kehadiran seorang pendamping, c) Pengurangan Rasa Nyeri ,d) Penerimaan terhadap sikap dan perilakunya, dan e) Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman.
Asuhan fisik dan psikologis sangat diperlukan dalam proses persalinan, Seluruh bidan harus mempunyai kemampuan untuk memberikan asuhan sayang ibu dalam proses persalinan, asuhan tersebut meliputi kebersihan dan kenyamanan, posisi, kontak fisik, pijatan dan perawatan kantung kemih dan perut. Dalam persalinan kehadiran seorang pendamping sangatlah penting karena dapat menimbulkan efek positif terhadap persalinan dalam arti dapat menurunkan morbiditas, mengurangi rasa sakit, persalinan yang lebih singkat dan menurunnya persalinan dengan operasi termasuk bedah besar, selain itu kehadiran seorang pendamping persalinan dapat memberikan rasa nyaman, aman, semangat, dukungan emosional, dan dapat membesarkan hati ibu.
Setiap wanita normal akan merasa sakit pada saat persalinan, adapun tindakan yang dilakukan untuk menurangi rasa sakit, yaitu pengaturan posisi, relaksasi atau latihan pernapasan, usapan di punggung atau abdominal dan pengosongan kantung kemih


B       Saran